![]() |
Akademisi Batanghari sekaligus penggiat seni dan pemerhati wisata, Dedek Sahyuni/ foto:ist |
Jika sebelumnya, pada tahun 2023 para kades di Batanghari sempat mengadakan Bimtek di Jogjakarta untuk menerapkan desa digital. Namun hanya ada dua desa yang mampu secara maksimal merealisasikan program tersebut, yakni Desa Muaro Singoan dan Desa Ladang Peris.
Kemudian, pada tahun 2024 para kades kembali mengikuti Bimtek ke Bali untuk studi tiru terkait pariwisata, namun ternyata hanya satu desa yang berhasil merealisasikan program pembangunan wisata. Yakni, Desa Ladang Peris dengan membangun waterboom dengan menggunakan anggaran desa dan CSR.
Lalu, ditahun 2025 ini, sejumlah kades dan BPD se-Kecamatan Bathin XXIV kembali mengikuti bimtek/studi tiru terkait potensi pariwisata di Lombok. Keberangkatan para pejabat desa ini tentunya harus membuahkan hasil yang dapat dipraktekkan di desa-desa Kabupaten Batanghari.
Keberangkatan para pejabat desa ini tentunya menjadi sorotan masyarakat dan akademisi asal Batanghari. seperti yang diungkapkan oleh salah satu Dosen Prodi Sendratasik Universitas Jambi, Dedek Sahyuni.
Dikatakannya, studi tiru yang dilakukan oleh para kades tersebut tentu harus membawa output yang dapat di terapkan di masing-masing desa.
“Semestinya mereka melakukan studi tiru pariwisata dilakukan di daerah-daerah yang geografis, karakteristik kebudayaan masyarakat dan potensi sumber daya manusia yang mirip dengan Kabupaten Batanghari. Sehingga mereka bisa menerapkan itu di masing-masing desa” kata dia saat dibincangi bulian.id, Jumat (16/05/2025).
Dedek pun menyebutkan, kegiatan yang menelan anggaran hingga ratusan juta tersebut jangan hanya menjadi sia-sia karena tidak ada output yang dapat dirasakan oleh masyarakat Batanghari maupun luar Batanghari.
“Masyarakat pastinya menunggu, apa yang bisa pemerintah desa lakukan setelah mereka pulang Bimtek. Jangan hanya sekedar diskusi 1-2 jam selebihnya malah jalan-jalan,” sebutnya.
Lanjut penggiat seni dan pemerhati wisata ini, Kabupaten Batanghari sendiri saat ini masih banyak potensi wisata yang belum sempat tergali secara maksimal. Bahkan, ada beberapa objek-objek wisata yang sudah terbengkalai, karena kurangnya perhatian pemerintah dan kepedulian masyarakat dalam menjaga tempat wisata.
“Sudah ada beberapa contoh di Batanghari, ketika sudah berjalan justru tebengkalai. Semestinya pemerintah desa harus jeli melihat itu. Nah tinggal kita menunggu bagaimana hasil dari Bimtek mereka kali ini, jangan sampai hanya jadi omong kosong saja,” pungkasnya. (ANI)