BATANGHARI,BulianId – Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief tidak memperbolehkan kepala dinas lingkup Pemda Batanghari untuk kembali meneruskan pendidikan di tingkat Strata II (S-II), pernyataan tersebut ia sampaikan di hadapan 343 pejabat fungsional yang ia lantik, Selasa (23/05/2023).Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief/foto:ANI
Tentunya, pernyataan yang ia keluarkan bukan tanpa sebab, awalnya Fadhil menyinggung kepada ASN yang berprofesi sebagai guru agar tetap berlaku adil dalam memberikan nilai kepada anak-anak didiknya, dan jangan sampai mereka memanipulasi nilai siswa hanya karena ingin memperlihatkan nilai tinggi di ijazah.
“Proses pendidikan formal merupakan proses membentuk pola pikir orang. Soal dia terbentuk atau tidak, tidak perlu ijazah yang mengakui, tapi diri sendiri yang mengakui,”ujarnya.
Fadhil pun menyebutkan bahwa perusahaan raksasa bernama Microsoft tidak pernah menjadikan ijazah sebagai syarat utama dalam perekrutan karyawan, melainkan menilai dari skill. Dan menurutnya, dampak tersebut akan merambah ke Indonesia, ke depan yang menjadi penilaian utama tentunya skill bukan dari nilai ijazah.
“Sehingga tes dengan skill-nya masing-masing dan ini akan merembet ke Indonesia nantinyo. Apalagi dengan orang curiga soal ijazah yang diangkat-angkat nilainyo. Akhirnyo orang dak peduli lagi ijazah, tengok bae skill-nyo,” sambungnya.
Orang nomor satu di Batanghari ini pun bertanya kepada pejabat fungsional tersebut, apakah di angkatan tersebut ada yang sudah mengambil pendidikan di tingkat S-II dan S-III.
“Adik-adik sudah ado dak yang S-II dan S-III kawan-kawan seangkatannyo? Kalau dak, kagek ambil S-II. Atau adik adik berpikir, ado dak S-2 yang kayak nyo dak ado lebih dari aku (pegawai,red )yang S-I,” sebut Fadhil.
Bahkan menurut Fadhil,ia kerap bertanya-tanya di dalam hati, pejabat dinas atau ASN Batanghari yang melanjutkan pendidikan di tingkat S-II apakah benar-benar serius menimba ilmu atau hanya sekedar mengejar titel saja.
“Dalam hati sayo, ini dio sekolah nian atau main main sekolahnyo. Sayo, kepala dinas dak boleh lagi S-II, sayo tau dio ngejar ijazah bae, untuk nambah-nambahin titel-nyo supayo orang takut,” ujarnya.
“Pas rapat, pening kepalak kito dengarnyo becakap, ini sekolah nyo tinggi S-II, S-III, tapi kok kito pening dengar dio cakapnyo,” sambung Fadhil.
Menurut Fadhil, sebagai kepala daerah tentunya ia sangat berharap banyak terhadap pejabat dinas yang mempunyai gelar magister tersebut, agar ilmu yang diperoleh itu dapat diimplementasikan di bidang pekerjaan masing-masing.
“Karno bapak/ibu semua, dengan sekolah tinggi orang berharap lebih dari kita. Dan itu betul, sayo berharap nian. Nengok, wai gelarnyo banyak, pasti hebat ni,” paparnya.
Menurutnya, pribadi yang cerdas tentunya mereka yang cepat mengenali masalah di bidang pekerjaannya dan mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan jitu.
“Sama dengan dokter dan guru, dia akan cepat mengenali masalah terhadap pekerjaan, dan akan mencari solusi terhadap itu,” pungkasnya. (ANI)