Bupati melakukan rapat evaluasi identifikasi masalah bersama pihak kesehatan. |
Saat memberi kesempatan guna menyampaikan keluh kesah oleh Bupati Batanghari pada Rapat tersebut, salah satu satu Kepala Puskesmas (PKM) ceritakan, bagaimana perlakuan pihak RSUD Hamba Muara Bulian saat bawahannya merujuk pasien dari tempat ia bekerja.
Dia juga menceritakan bagaimana riwayat pekerjaannya desa tersebut, serta permasalahan akibat Aplikasi Sistem Rujukan Terintegrsi (SISRUTE) yang merupakan sebuah aplikasi untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan antar Fasilitas Kesehatan.
"Sisrute itu terutama di wilayah kerja kami PKM Jangga Baru dengan kondisi signal internet yang begitu lelet, apalagi kondisi mati lampu. Nah teman-teman yang di IGD memang sudah menggunakan aplikasi sisrute, dan melakukan rujukan sesuai dengan aplikasi. Cuma ya itu tadi pak Bupati Kadang sampai dua jam baru di approve. Itupun kadang kita, saya sering telfon ibu Dirut RSUD supaya cepat di Approve," tutur Kapus Jangga Baru Reinaldi, Jum'at malam (01/04/2022).
"Memang kata ibu Elfie (Kadinkes) kalau emergency bisa dibawa, dan tinggal telepon, kenyataannya enggak seperti itu. Sampai saat ini anak buah Reinaldi trauma ke Rumah Sakit. Kalau ada yang minta dirujuk ditanya dulu mau kemana, ke RSUD Hamba," bebernya.
"Ai kalo berentilah, kasih yang lain. Maaf buk Hermina (Dirut RSUD Hamba) kita berkawan, saya tidak menyalahkan ibu Hermina. Cuma saat kita antar pasien kita tidak bawa print out sisrute tadi kita kena amuk bahkan yangg enggak enaknya kadang teman sejawat kita menjelekkan kami yang di PKM didepan pasien," sesal Reinaldi.
Reinaldo juga menyebutkan, bahwa ada nomor telefon, nomor WhatsApp yang dapat dihubungi oleh pihak rumha sakit, jika memang tidak senang tinggal telefon. Sebutkan permasalahannya, lebih gentleman.
"Jangan bilang kami bodoh di depan pasien, pasien besok akan menuntut kami. Bahkan kami pernah diamuk katanya kami salah. Mohon maaf ibu Kadis dan Bu Dirut, kami di PKM itu dengan segala keterbatasan kami baik dari segi peralatan medis, obat dan penunjang lainnya. Kami pun menenangkan pasien terlebih dahulu, cuma kasus tiga hari yang lalu. Ngapain adik-adik yang TKS yang honor di strap dikata-katain, kalau tidak senang langsung wa saya," sebutnya.
Menurutnya, ini bukan salah manajemennya, ia kira ini masalah attitude, masalah etika. Ia selalu berusaha untuk pelayanan bisa jalan.
Sementara itu Direktur RSUD Hamba Muara Bulian, Hermina memohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan layanan IGD RSUD Hamba, dari dulu memang kendalanya adalah merelokasi staff di RSUD.
"Tapi beberapa hari lalu kita sudah ceritakan ke Pak Bupati insya Allah kita akan selesaikan sesingkat-singkatnya dan insya Allah kejadian itu tidak akan ada lagi kejadian itu terjadi karena kesalahan kami. Terlambat mengambil sikap atas hal-halyang tidak menyenangkan di Rumah Sakit, tapi insya Allah berdasarkan hasil rapat malam ini kami akan segera menyelesaikannya sekali lagi mohon dimaafkan," ucap Hermina.
Mengenai Sisrute Hermina telah menyampaikan pada pertemuan BPJS. Kepada teman-teman Puskesmas, jika pasien gawat darurat isi Sirutenya dan kirim pasien ke RSUD.
"Tidak usah menunggu jawaban, atau boleh melalui WhatsApp ke kami jadi sampaikan saja nanti akan kami teruskan ke IGD. Jadi ini jawaban resmi dari kami, silahkan teman-teman jika nanti masih ada keluhan tolong difoto petugas yang melakukan tindakan tidak menyenangkan, kami juga telah menyediakan nomor WhatsApp komplain di rumah sakit" tegas Hermina.
Berdasarkan evaluasi masalah rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit, Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief (MFA) meminta hal tersebut dimudahkan. Bupati pertanyakan sistem pengisian Sisrute, apakah diperbolehkan saat berada di Rumah Sakit rujukan atau tidak.
"Kalau mengisinya di rumah sakit diperbolehkan tidak?maksudnya kita ngisinya di rumah sakit, ngeprint nya di rumah sakit itulah dilarang atau tidak, ada tidak larangannya. Maksud saya tidak perlu disulit-sulitkan, karena rumah sakit juga tidak penuh. Itukan gunanya kalau rumah sakitnya penuh," kata Bupati Batanghari MFA.
"Maksud saya kalau itu tidak dilarang kenapa tidak kita lakukan, kan semua bisa kita siasati. Sepakat itu ibu Kadis, tidak usah repot-repot," pungkasnya. (ONE/NZA)