JAMBI, BulianId – Beberapa waktu yang
lalu, Presiden Jokowi Bersama-sama dengan Gubernur/Wakil Gubernur dari 34 Provinsi
mengadakan rangkaian kegiatan prosesi Kendi Nusantara di Titik Nol Ibukota
Negara (IKN) Nusantara.Presiden Jokiwi bersama Gubernur Al Haris tuangkan air yang berasal dari Provinsi Jambi
Prosesi Kendi Nusantara adalah rangkaian prosesi penyatuan air
serta tanah yang dibawa masing-masing Gubernur/Wakil Gubernur dari 34 Provinsi.
Para Gubernur/Wakil Gubernur satu persatu kemudian menghampiri
Jokowi. Membawa air dan tanah dengan khas masing-masing daerah. Kemudian
menyampaikan kisah dari prosesi air dan tanah yang dibawa.
Setelah prosesi diserahkan, kemudian bersama-sama dengan Jokowi
kemudian menuangkan kedalam gentong besar.
Prosesi inilah yang diharapkan menjadi “pengikat” satu
Nusantara. Sebagai simbolik Ibukota negara yang kemudian dikenal IKN Nusantara.
Al Haris sebagai Gubernur Jambi juga membawa tanah dan air.
Menurut Pemerintah Provinsi Jambi, tanah yang dibawa berasal dari tanah Pilih
Jambi. Sedangkan Air berasal dari Telago Rajo dan air danau Gunung Tujuh.
Sebagai “simbol” tanah pilih, kisah Tanah Pilih Memang menjadi
pengetahuan dalam alam kosmpolitan masyarakat Melayu Jambi.
Berbagai dokumen lama menunjukkan, kisah “tanah pilih” adalah
sebuah kerajaan yang dikenal sebelum Kerajaan Jambi Darussalam.
Dokumen juga menunjukkan, Kerajaan Tanah Pilih adalah Tanah yang
dipilih, yang direstui para dewata sebagai pusat Kerajaan. Kerajaan Tanah Pilih
kemudian dikenal sebagai Kerajaan yang terletak di Kotamadya Jambi.
Namun sumber lain menyebutkan, Pada masa kepemimpinan Orang Kayo
Hitam (anak dari Datuk Paduko Berhalo dengan Putri Selaro Pinang Masak) pusat
kerajaan Melayu dipindahkan dari Muara Sabak (Muara Jambi) ke Kota Jambi.
Penempatan Kota Jambi menjadi pusat kerajaan dikenal dengan sebutan Tanah
Pilih. Pada tahun 1500 M, Orang Kayo Hitam mengumumkan bahwa Kerajaan Melayu
Tanah Pilih Jambi adalah Kerajaan Islam, agama Islam adalah agama kerajaan dan
agama penduduk Melayu Tanah Pilih adalah Islam, dan Tanah Pilih berserambi
Aceh, Aceh berserambi Mekkah.
Tidak salah kemudian Logo Kotamadya Jambi kemudian dikenal
“Tanah Pilih. Pusako Betuah”. Dan kemudian nama Kotamadya Jambi lebih tepat
sebagai nama Kotamadya Tanah Pilih. Sebagai akar panjang dari peradaban sejarah
panjang di Jambi.
Sedangkan sejarah Air berasal dari Telago Rajo adalah lambang
keagungan para Raja yang memandang pentingnya air. Air sebagai kebutuhan
manusia kemudian menempatkan Raja memandang dan menghormati air.
Sehingga Telago Rajo dapat dikatakan sebagai pusat dari cara
pandang Raja. Sekaligus tempat yang Penting yang kemudian menjadi simbol dari
kekuasaan sang Raja.
Telago Rajo terletak di Candi Muara Jambi. sebagai bukti
peninggalan bersejarah di kawasan Candi Muara Jambi. Telago Rajo yang kemudian
dikenal sebagai Kolam Telago Rajo diyakini penduduk sebagai tempat penampung
air atau Daerah Tangkapan Air Hujan (Catchment Area).
Keyakinan penduduk semata-mata didasarkan kepada fungsi kolam
yang mampu menampung sekaligus tempat penyediaan air bersih sepanjang musim.
Baik musim kemarau maupun musim banjir.
Tidak salah tempat ini kemudian menjadi salah satu tempat yang
akan didatangi Jokowi.
Membicarakan Gunung Tujuh tidak dapat dipisahkan dari Danau
Gunung Tujuh. Ketinggian Danau Gunung Tujuh yang terletak di 1.950 mdpl dan
luasnya mencapai 960 ha kemudian menempatkan salah satu Danau tertinggi di Asia
Tenggara.
Tentu saja pengetahuan masyarakat Melayu Jambi tentang “Tanah
Pilih”, Telago Rajo” dan “Gunung Tujuh” adalah perekat dari masyarakat Melayu
daerah “uluan” dengan daerah “ilir”. Sekaligus jejak keagungan masyarakat
Melayu Jambi.
Dan Jokowi kemudian berkesempatan menjadi bagian dari proses
sejarah dan pengetahuan masyarakat Melayu Jambi.(humas/NZA)