Klarifikasi Atas Survei Abal-abal dan Pengamat Gagal Nyaleg

Dr Dedek Kusnadi/foto:ist
JAMBI,BulianId - Menanggapi berita yang beredar mengenai survei Romi Haryanto, bakal calon Gubernur Jambi, sejumlah pihak mempertanyakan keabsahan survei yang digunakan serta kredibilitas pengamat yang memberikan komentar. Pernyataan ini dirilis di salah satu media online.

Survei Abal-abal Tanpa Kejelasan Metodologi

Berita yang menyebutkan lonjakan elektabilitas Romi Haryanto berdasarkan beberapa survei internal partai patut diragukan keabsahannya. Hingga saat ini, tidak ada informasi transparan mengenai metodologi yang digunakan, ukuran sampel, atau institusi yang melakukan survei tersebut.

Survei tanpa kejelasan ini hanya layak disebut sebagai survei abal-abal yang tidak memiliki dasar ilmiah dan kredibilitas. Tanpa adanya penjelasan yang komprehensif, hasil survei ini tidak bisa dijadikan acuan yang sah untuk menilai popularitas atau elektabilitas seorang calon gubernur.

Pengamat Politik atau Politisi Gagal?

Komentar Noviardi Ferzi yang disebut sebagai pengamat politik juga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Noviardi, yang dikenal sebagai politisi yang pernah mencalonkan diri dalam pemilu namun gagal, menimbulkan pertanyaan serius tentang objektivitas dan motivasinya.

Apakah komentarnya benar-benar berdasarkan analisis obyektif, atau justru ada agenda pribadi yang tersembunyi? Kredibilitas seorang pengamat harus didasarkan pada rekam jejak dan integritasnya.

Dr. Dedek Kusnadi, seorang akademisi dari UIN STS Jambi, juga mengemukakan pandangannya mengenai survei-survei yang disebutkan.

"Survei yang tidak disertai dengan metodologi yang jelas hanya akan menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat. Penting untuk memastikan bahwa setiap survei yang digunakan sebagai acuan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Tanpa kejelasan ini, hasil survei hanya menjadi alat propaganda semata," ungkap Dr. Dedek Kusnadi.

Tuduhan bahwa petahana menyebarkan berita hoaks, menurut Dr Dedek, harus didukung dengan bukti nyata. Tanpa adanya bukti konkret, tuduhan ini hanya akan memperkeruh suasana politik dan menimbulkan polemik yang tidak berdasar.

"Penting untuk menjaga integritas proses demokrasi dengan menghindari tuduhan tanpa dasar,"tegasnya.

Survei yang tidak jelas dan komentar dari pengamat yang memiliki latar belakang politis tidak bisa dijadikan acuan yang sah. Penting bagi media dan masyarakat untuk bersikap kritis dan mencari informasi dari sumber yang terpercaya. Serangan dan tuduhan tanpa bukti hanya akan merusak proses demokrasi dan mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat Jambi.(*)