“Kito Berjuang, Dio Nikmat” Isu Santer yang Ditujukan ke Pejabat Batanghari

Ketua Lembaga Adat, Fathuddin/foto:ist
BATANGHARI,BulianIdPada malam sedekah rakyat yang digelar di Rumah Adat Batanghari, Ketua Lembaga Adat Bumi Serentak Bak regam, Fathuddin menyinggung isu yang kerap ia dengar di kalangan masyarakat, yakni “Kito Berjuang, Dio Nikmat”.

Bahasa itu ditujukan kepada pejabat yang dulunya dianggap tidak ‘berkeringat’ saat masa-masa Pilakda Batanghari. Maka, malam sedekah rakyat itu sengaja ia gelar guna menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemimpin saat ini menjadikan ASN sebagai pejabat dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Sengajo sayo kumpulkan malam ini untuk menyampaikan, untuk bersamo-bersamo berat samo dipikul, ringan samo dijinjing. Ado samo berado, dak ado samo dicari. Tedampar samo kering, terendam samo basah. Buah masak samo dimakan, buah mentah samo diperam. Itu yang dikehendaki oleh masyarakat kito,” ujarnya, sabtu (18/11/2023).

Pria yang akrab disapa Ning Taud ini juga memberikan pesan kepada masyarakat yang dulu pernah berjuang bersama Fadhil-Bakhtiar saat Pilkada 2020, untuk sadar akan kapasitas dan kemampuan masing-masing.  

Karno kapasitasnyo berbeda-beda. Sayo sebagai orang tuo dak mungkin sayo biso jadi sekda, dak mungkin sayo biso jadi kepala dinas, dak mungkin sayo biso jadi camat. Karno apo, syarat untuk jadi camat dak ado di sayo, karno sayo bukan pegawai negeri,” sebutnya. 

“Jadi bagi tim-tim yang berjuang tapi dio bukan pegawai negeri, jangan dio mimpi nak jadi camat, tapi bagi yang jadi camat, ingat bahwa yang dapat menggenapkan posisi saat ini yaitu tim-tim dapat mendudukkan satu pemimpin yang bijak,” sambungnya. 

Hal tersebut Fathuddin sampaikan terkait kesenjangan kesejahteraan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat belakangan ini. Namun, menurutnya, kesejahteraan itu mempunyai arti tersendiri bagi masing-masing perorangan. 

Artinyo kesejahteraan itu ukurannyo orang mengatakan relative, ado yang ngatokan baju yang sayo pake ni elok, nah tentu ado yang pengen makek baju ini,” kata dia.

Ia pun mengumpamakan, perbedaan-perbedaan kesejahteraan yang terjadi di kalangan masyarakat merupakan rahmat yang harus disyukuri. Dan kepada mereka yang memiliki jabatan untuk tidak lupa berbagi kepada sesama.   

“Jadi misal datuk kades, kalau ado baju macam ni cak limo ikok, hibahkan sikok ke orang lain. Supayo orang lain ikut sejahtera, begitu adat kito dalam membangun kebersamaan,” pungkasnya.    

Pada malam sedekah rakyat yang mengusung tema “Duduk Sorang Besempit-sempit, Duduk Rame Belapang-lapang” tersebut, dihadiri oleh Bupati Batanghari, Kepala Desa dan Pejabat OPD lingkup Batanghari, serta pengurus lembaga adat Serentak Bak Regam.(ANI)