ISTANAPUN MENJADI KENANGAN BUATMU

Oleh : Widya Hastuti S.Pt

Bulianid - “Bisakah  kau antar abah ke rumah wali kota nak karena kan acaranya  malam nih” lirih permohonan dirimu yang sudah  siap habis  sholat magrib,   dengan susunan baju Batik Jambi Forum RT se Provinsi Jambi, celana hitam dan sepatu yang masih  mengkilat dan awet sisa  pemberian kantormu yang terakhir sebelum kau pensiun abah. Dengan tegas langsung kujawab “ bisa bah, jam berapa acaranya, kita siap-siap dulu ya. Forum RT itu nak, menurut ketentuannya adalah upaya dalam rangka meningkatkan peran lembaga dalam masyarakat khususnya RT/RW secara maksimal dalam membantu  pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, social kemasyarakatan diwilayah masing-masing (Lintas Kepri, 2021). 

Ah dasar si abah selalu dia lebih faham dan secara rinci menjelaskan apa manfaat dari apa yang dikerjakannya, karena dia walaupun tua masih rajin mengikuti berita  di TVRI, TV kesayangannya dan berita-berita di TV swasta lainnya. Klo ada berita tentang prestasi apapun  tentang  anak muda dan generasi penerus, dia selalu bergumam nah ini baru “pemuda” yang bisa buat bangga orang tua, Negara dan instansi yang mengutusnya. Kecil sih komentarnya, tapi jika merunut ulkang kata-katanya sangat dalam, betapa dia sangat menghargai setiap  usaha dan pengorbanan yang nanti akan dicicip untuk anak dan cucu generasi penerus bangsa ini.

Itulah sosok si abah tercinta yang sampai hari ini masih  aktif mengurus masyarakat warga RT 09 Payo Selincah Kota Jambi.  Kami anaknya sudah tak sanggup menasehati untuk tidak beraktivitas lagi abah, duduk dan diam istirahat di rumah, dan memendam perasaan sebagai anak yang ingin membahagiakan orang tua dengan cara mensuport seluruh kegiatan kemanusiaan yang masih bisa dilakukannya. Dia hanya berucap, aku tak punya apa-apa untuk dibagi dan disedekahkan. Aku hanya pegawai kecil diantara banyaknya pegawai negeri yang sudah purna dan habis masa jabatannya untuk mengabdi di instansi tempat dia bernaung dahulu. 

Sungguh mulia dirimu hai Pegawai sejati, semoga ladang ibadah selalu menunggumu walau sekecil apapun dan tanpa uang lelah dari siapapun. Bentuk pekerjaan yang banyak disepelekan orang jaman digital sekarang ini, banayak pekerjaan yang menjanjikan lebih dari itu hasilnya, tapi tidak semua orang bisa berbuat dan mau mengurus dan melayani kepentingan masyarakat, jika itu bisa jadi panutan kenapa tidak dicoba kan. 

Pak Aris Rachmat, kelahiran 1946, seusia 75  tahun lebih  si abah. Dia adalah pensiunan dari Instansi BPS {Badan Pusat Statistik ) yang mana BPS adalah lembaga pemerintah non Kementrian yang  bertanggung jawab  kepada Presiden (Kaltim,bps,2021), dan di  kantor BPS adalah  atau yang dulunya disebut Kantor Sensus yang aku masih ingat sebutan itu karena setiap ada Penyensusan atau sensus (perhitungan jumlah penduduk, ekonomi dan sebagainya yang dilakukan  oleh Pemerintah dalam jangka waktu tertentu misalnya waktu 10 tahun dilakukan secara serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas  wilayah suatu Negara untuk kepentingan demografi Negara yang bersangkutan (kbbi,2021) yang ada di Indonesia, perlahan dia selalu melibatkan semua anaknya yang 5 orang putri untuk ikut belajar cara mencacah dan bekerja untuk masyarakat dengan tangan dan hati yang iklas kami adik beradik membantu tanpa kami tahu maksud ujung dari kami  membantu orang tua sampai tengah malam menyusun berkas, lembar perlembar kertas yang kami susun rapi tadi kemudian  kami hitung sesuai arahannya dan di ceklis mana yang sudah atau belum, gampang pekerjaannya, tapi ada  pengalaman yang tidak bisa kita  bantah disitu yakni kesabaran dalam melayani orang lain dan berusaha memberikan  hasil kerja yang dapat memuaskan orang lain, yah itulah ingatan yang masih melekat dibenakku  akan manfaat kami belajar bekerja mencacah dan mensensus beberapa bidang yang sedang berlaku pada saat itu, dan setelah semua anaknya jadi orang baru kami mengerti pentingnya rapi  dan tertib dalam beradministrasi, huh si abah tercinta.

Dalam perjalanannya sebagai ASN  yang mana ASN disini adalah pegawai negeri sipil (PNS)  dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK)  yang bekerja pada instansi pemerintah (UU No 5 tahun 2014,2021),  beliau sangat berdedikasi dimulai dengan sekolah dengan biaya sendiri hingga beliau tamat setingkat SMA. Beliau kemudian bekerja di Kantor Sensus sampai akhirnya dipercaya sebagai Kepala Sensus di Kabupaten Tanjung Jabung Barat atau Kuala Tungkal  waktu itu. Selama bekerja sangat antusias siang malam dan selalu turun ke desa-desa dan parit-parit untuk mengetahui hasil atau bahan apa yang terdapat di desa tersebut dan pulangnya dia membuat laporan akan temuan dan catatan yang ditemukan di lapangan. Kenapa ini bisa penulis tahu karena penulis sering di bawa turun untuk mengetahui dan mencari pengalaman bagaimana orang lain bisa hidup dan mempertahankan hidup, itu prinsipnya.

Beliau selalu terlihat rapi dan apik baik penampilan berpakaian, bersikap bahkan administrasinya. Pegawai yang bekerja pada waktu memimpin baik PNS maupun honorer kala itu semua dirangkul secara kekeluargaan dibuktikan dengan  sebelum mereka bekerja terlebih dahulu mereka diangkat sebagai anak dulu, dilatih, dibiayai dan akhirnya ada kesempatan untuk ikut tes PNS dengan gembiranya mereka disarankan untuk ikut tes PNS dengan belajar pada malam hari diawasi abah, penulis sampai heran kok segininya dia dengan anak angkatnya, padahal kami sudah banyak adik beradik, “yahh memang gitu  si Abah”  dengan  tenang ibuku dengan sabar berucap dan ikhlas dengan ketentuan yang sudah ditetapkan secara bersama.

Waktu berlalu kami makin dewasa dan ingin bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan pengabdian dan karirnyapun di uji, beliau  dimutasi k BPS Provinsi dan tetap memegang jabatan walau kecil. Tapi dasar si abah yang dasarnya punya kemampuan manajerial yang luar biasa beliau tetap sabar menghadapi kegiatan dan kerjaan yang sifatnya baru dan lingkungan kerja  yang perlu adaptasi pula, pimpinan baru, teman kerja baru, lingkungan berumah tanggapun baru juga. Abah selalu berpesan, dimanapun kita sebagai ASN berarti kita harus selalu siap, kita ini pelayan masyarakat  dan harus mengabdi kepada masyarakat yang memerlukan dengan cara  bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa melihat apakah rejekinya di depan atau tidak, kerja saja dengan ikhlas Allah yang akan mengatur rejeki kita. Begitupun nasehat beliau sewaktu penulis jadi ASN pertama kali. Sangat membekas dan mempengaruhi emosi dan pikiran penulis untuk bisa meniru beliau dan setidaknya jadi contoh yang baik dalam  mengaplikasikan porsi kerja masing-masing yang sudah ditanggung jawabkan kepada kita.

Bertahun-tahun terlewati, anak-anak si Abah sudah dewasa semua dan abah tidak punya apa-apa dalam bentuk materi yang berlebih. Sebagai anak penuls merasakan sekali kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dia punya hanya 5 orang putri dengan bekal pendidikan Sarjana semua (S1). Coba bayangkan, wajar jika dia tidak punya apa-apa, ternyata gajinya yang kecil dan ditambah gaji ibuku rupanya ada di badan dan dipakai anak-anaknya dalam bentuk ilmu yang bermanfaat. 

Alhamdulillah Cuma itu yang beliau ucapkan jika disinggung” kok abah gak kaya padahal mantan Kadis hihi” seloroh adikku yang kecil, abah gak perlu kaya abah cukup menyekolahkan kalian hingga Sarjana itu impian abah dan ibu biar kami mati besok ada yang bermanfaat juga untuk kami, itu jawabnya.Dia begitu bangganya dengan motor plat merah yang sudah jadi besi tua, dielus sampai karat tak terelakkan dan harus dijual ke tukang loak yang lewat, penulispun bangga punya kendaraan pertama dan belajar atas usaha abah menuntun sehingga berani untuk berkendara seperti saat ini.

Untuk dilingkungan kemasyarakatan dan dilingkungan rumah, awalnya beliau hanya sebagai sekretaris RT karena kesibukan beliau cukup mengemban amanah itu, tetapi setelah dilihat kinerja keadministrasiannya yang luar biasa rapi untuk ukuran sebagai pegawai biasa, akhirnya ditunjuklah si abah sebagai Ketua RT, nah jabatan tambahan mulia dimasyarakat ini menyatu dengan kinerja di kantornya, kenapa penulis katakana demikian, karena beliau sama-sama memprioritaskan, tidak ada yang didahulukan tergantung bagaimana mengaturnya saja, begitu si abah kalau bercerita kepada kami dan cucunya. 

Memasuki Purna Kerja di BPS Provinsi Jambi, sempat terlihat jelas  disikap si abah yang agak murung, bingung mau buat apa, sering sendiri. Akhirnya ibuku bersinergi dengan anak-anaknya, bahwa abah gak boleh diam karena memasuki pension memang kita kehilangan aktifitas yang permanen kami memberi support. Abah mau berubah dibuktikan dengan telah berhasilnya dia membuat keputusan untuk mengurus dan berdedikasi dikemasyarakatan , inipun tak lepas dari peran dan keikhlasan seorang istri yang bernama Ibu Haryati untuk tetap mendampingi si abah dalam suka maupun duka, InsyaAllah sampai maut memisahkan mereka nanti.

Dengan penuh semangat dan dihasilkanlah beberapa kegiatan yang membagakan warga Jambi pada umumnya dan terkhusus kami keluarganya, diantara :

Piagam tanda Kehormatan Satya lencana Karya Satya 30 tahun,  mendapatkan penghargaan  dan diserahkan langsung oleh  Presiden Megawati tahun 2001.

Juara 1 Administasi Siskamling kerjasama dengan Polda Jambi 

Piagam Juara 1 Sebagai RT Berpredikat Juara Penataan  Kampung Bantar (Bersih Aman dan Pintar) Tingkat Kota Jambi tahun 2015

Juara 1  Hatnya PKK , Lomba PHBS tingkat Kecamatan Paal Merah Kota Jambi  tahun 2017

Dalam mempersiapkan kegiatan lomba PHBS  suatu program khusus dari pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas  kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan : kids. Grids, 2021) selalu dibantu oleh semua warga dan  mendapat arahan dari pihak Kelurahan maupun Puskesmas Payo Selincah. Selain PHBS yang sangat berguna terutama pada situasi pandemic covid 19 sekarang ini, juga  selalu mengikuti kegiatan dan lomba kemasyarakatan yang diadakan oleh berbagai pihak baik Kota Jambi maupun Provinsi Jambi. Menetes air mata kami anaknya, jika mengenang betapa si abah yang ASN tamat sekolah setara SMA bisa  berbuat sebesar itu dengan ikhlas dan tanpa didanaipun beliau siap melaksanakan dengan kata cinta.

Dalam memasuki usia senjanya, mungkin sedikit umat yang bisa berbuat untuk orang lain, jangan kan untuk orang lain, memikirkan penyakit dan badan yang tidak kuat lagipun sudah tak sanggup. Tapi si abah walau dengan keterbatasan pendengaran dan emosi yang mulai kurang stabil penulis lihat, beliau masih tetap dipercaya untuk mengurusi masyarakatnya di RT 9 Payo Selincah Kota Jambi.  Usia bukan ukuran katanya, jika tangan ini bisa dijadikan sedekah Cuma ini yang bisa dilakukan untuk mengisi sampai maut menjemput, selalu kata-kata itu yang diucapkannya. Mungkin ada benarnya, semua umat ingin masuk surga dengan berbagai cara pula kita bisa menyiapkan  raga dan ilmu kita untuk sampai kesana. Sebagai Pensiunan ASN abah cukup bersyukur dan menikmati gaji yang sudah dipersiapkan pemerintah dan menikmati dengan istri tercintanya berdua.

Bekal pengalaman kerja sebagai ASN yang siap dan rapi dalam bekerja adalah wujud dari ASN tersebut bersungguh – sungguh dalam bekerja dan berdedikasi selama dia dipercaya pemerintah dan masyarakat untuk berbuat baik tentunya.

Si abah yang sudah akan memasuki usia 76 tahun yang masih inten ke Kantor Lurah, Kantor Camat, Kantor KUA dan kantor pemerintah lainnya dengan modal sepeda motor Honda kebanggannya tetaplah si abah yang kami kenal. Dengan senang hati dia menjalankan tugas mulianya dan menikmati purna ASN nya, semoga si abah tetap sehat dan intens mengurus warganya yang banyak terjangkit wabah covid-19 sekalipun dimana wabah Pandemi Covid -19 adalah ancaman bagi semua orang dimana peristiwa penyebaran penyakit Korona Virus 2019/covid-19 diseluruh dunia untuk semua Negara (Wikipedia,2021),  kami anaknya berpesan walau warga ada yang terkena covid  bah, abah harus prokes dan yakinkan diri Allah yang menjaga abah dengan doa-doa kami anaknya yang semua jauh rumahnya dan tidak serumah,  tidak ada di dekatnya. Semoga si abah  yang setia setiap pagi tetap bisa membersihkan lingkungan sekitar rumah yang memang luar biasa bersihnya dan mau mengingatkan generasi muda dengan contoh terjun langsung membersihkan tumbuhan, bahkan daun-daun yang jatuh tak luput dari perhatiannya untuk merunduk mengambil helai daun walau selembar sekalipun , dan got-got yang ada warna hijau lumutnyapun dia sanggup membersihkannya. Semoga keringat yang keluar dari tangan dan tubuhmu akan  menjadi jalan untukmu menuju rumahNya. Sabar ya bah. “Istana Negara yang pernah Kau datangi dalam menerima penghargaan berbakti  sebagai PNS 30 tahun tak lekang akan pengabdianmu pada sesame”

Terakhir, penulis  hanya bisa berbagi pesan Abah “kita sebagai ASN jika kita menikmati pekerjaan kita yang sudah digariskan sebagai ASN, nikmatilah seberapa besar rejeki yang sudh dipersiapkan untuk kita jangan meminta lebih dengan cara jalan yang tidak baik, percuma ujungnya akan jatuh nak,itu pesan nya,  semoga cerita Abah Aris  Rachmat ini bisa diambil sari patinya untuk kita berbuat dan semangat menjadi pelayan masyarakat dan bekerja sesuai kemampuan kita. Amin. (*)

*Penulis adalah guru di SMA Negeri 5 Tanjabtim